Borobudur menjadi salah satu kecamatan di kabupaten Magelang yang sebagian wilayahnya mengalami kekeringan saat kemarau tiba. Bukit-bukit gersang dan berwarna coklat nampak menonjol ketika kemarau datang. Sebagian wilayah di kecamatan Borobudur bahkan masih sangat bergantung dengan pasokan air bersih melalui droping menggunakan mobil tangki dari dinas terkait dan droping air bersih dari relawan. Kondisi ini disebabkan sumber mata air yang semakin menyusut bahkan hilang ketika kemarau memuncak. Pohon yang berfungsi sebagai penyimpan air seperti pohon Beringin, Gayam dan lain-lain banyak yang hilang ditebang dengan alasan tidak ada nilai ekonomi berkelanjutan. Padahal pohon-pohon tersebut memiliki peran sangat penting untuk menyimpan air di dalam tanah.
Hal itulah yang mengundang Achmad Solikan, warga desa Giritengah, kecamatan Borobudur bersama kawan-kawan dari LPRB desa Giritengah untuk berjuang mengembalikan keberadaan sumber mata air yang debitnya turun atau bahkan hilang ketika musim kemarau. Pada tahun 2019 ketika terjadi kemarau panjang, dua dusun di desa Giritengah, yaitu dusun Ngaglik dan dusun Kamal kekurangan air bersih dan sangat bergantung pada pasokan air bersih melalui droping air dari dinas terkait dan relawan. LPRB desa Giritengah pun tergerak untuk membantu mengatasi masalah kekurangan air bersih di desa Giritengah dengan melakukan droping air bersih dari sumber mata air di desa Ngrajek, kecamatan Mungkid. Droping air bersih menjadi solusi jangka pendek bagi kebutuhan warga akan tersedianya air bersih, di sisi lain Ahmad Solikan dan kawan-kawan LPRB desa Giritengah pun berupaya untuk mencari solusi jangka panjang dengan melakukan kegiatan penanaman tanaman Resan. Ahmad Solikan pun berupaya mengakses bantuan bibit-bibit tanaman Resan dari dinas terkait dan membuat persemaian bibit tanaman Resan secara mandiri.
Resan diartikan pohon-pohon besar berumur ratusan tahun yang menjaga suatu wilayah, dalam budaya jawa dikatakan ana kang ngreksa (ada yang menjaga), bisa juga diartikan pohon-pohon yang menjaga desa dengan menyimpan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga desa. Biasanya Resan berupa tumbuhan dari keluarga Ficus atau Beringin yang bersifat menangkap air hujan dan menyimpannya di bawah rimbunnya. Air hujan yang disimpan akan menyembul keluar dalam bentuk tuk atau mata air yang dapat dimanfaatkan masyarakat desa untuk berbagai keperluan.
Pada tahun 2020, LPRB desa Giritengah telah melakukan kegiatan penanaman tanaman Resan di perbukitan Menoreh di atas desa Giritengah sebanyak 60 bibit tanaman Beringin dan Aren. Bibit berasal dari kegiatan Kebun Bibit Desa di desa Majaksingi, kecamatan Borobudur, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan dari BPDASHL SOP Yogyakarta. Kegiatan Ahmad Solikan dan LPRB desa Giritengah pun berlanjut dengan melakukan kegiatan penyuluhan ke warga masyarakat tentang pentingnya menanam dan menjaga tanaman Resan di bukit Menoreh serta mengajak warga masyarakat untuk membuat pembibitan secara mandiri. Pada tahun 2021, Kelompok Tani Barokah I dusun Onggosoro, desa Giritengah dapat mengakses kegiatan Unit Pengelolaan Sumberdaya Alam (UPSA) dari BPDASHL SOP Yogyakarta. Kegiatan UPSA berupa kegiatan RHL secara vegetatif dan sipil teknis, dimana kelompok tani mengusulkan penanaman tanaman buah-buahan dan tanaman konservasi air yaitu Beringin, Gayam dan Aren. Sebanyak 2.000 bibit tanaman Beringin, Gayam dan Aren ditanam oleh kelompok tani Barokah I bekerjasama dengan LPRB desa Giritengah pada bulan Oktober tahun 2021.