Suatu sistem
tanam yang mana dalam satu lahan ditanami bermacam-macam tanaman yang
diharapkan dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Penggunakaan
pupuk organik, pestisida organik dan agensia hayati mampu mengendalikan hama dan penyakit tanaman
dan juga ramah lingkungan.
Sistem ini
selain diharapkan mampu mengendalikan hama dan penyakit juga diharapkan dapat
meningkatkan produktifitas dari lahan tersebut.
Dengan
penigkatan produktivitas keuntungan petani akan meningkat.
Penggunaan pestisida kimia
secara berlebih dalam pengendalian hama penyakit, memberikan dampak negatif,
karena akan terjadi resistensi atau kekebalan hama, dan akan mematikan musuh
alami atau predator yang membunuh hama itu sendiri.
Teknologi budidaya secara companion planting, merupakan sistem
budidaya secara tumpangsari yang tertata, artinya keberadaan tanaman pokok dan
tanaman sela saling menunjang dan memberikan manfaat satu dengan yang lainnya.
Salah satu petani yang telah
menggunakan teknologi ini adalah Musafak dari Desa Gondang Kecamatan Mungkid
dengan didampingi oleh THL TBPP (Sarifah Kreatiningsih, SP) dan POPT (Sumardi).
Pada tahun 2007 akhir sampai pertengahan tahun 2008, teknologi ini telah dicobakan
pada lahan seluas 1000 m², yang merupakan demplot secara swadaya dan
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dengan budidaya sistem companion planting, dari lahan 1000 m²,
menghasilkan cabe sebanyak 1250 kg, tomat 1957 kg dan kembang kol 650 kg.
CARA BUDIDAYA
a. Pembibitan
Untuk mendapatkan tanaman yang
sehat, dimulai sejak pembibitan. Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang
tua, bentuknya sempurna, tidak cacat dan bebas hama penyakit. Biji yang terpilih
dikeluarkan dan dijemur. Benih juga dapat dibeli dipasaran. Biji yang akan
ditanam, direndam dalam fungisida ataupun bakterisida untuk desinfeksi benih. Benih
juga dapat direndam dalam air hangat selama semalam, untuk mempercepat
pertunasan.
b. Pesemaian
Benih yang sudah diberi
perlakuan siap disebar di pesemaian. Media semai ialah tanah yang subur dan
bebas hama penyakit. Campuran media berupa tanah ( sebaiknya tanah diambil dari
tanah dibawah pohon bambu, karena gembur dan mengandung bahan organik yang
tingi), dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Media pembibian terlebih
dahulu disterilkan dengan cara dikukus, tetapi hal ini jarang dilakukan oleh
petani. Untuk sterilisasi media bisa juga dilakukan dengan mengeringkan media
tanam dibawah sinar matahari sampai kering benar. Hal ini dilakukan agar media
terhindar dari patogen atau jamur yang mengganggu.
Setelah media jadi, diletakkan
pada wadah atau kotak dari kayu, dan dibasahi sampai jenuh air (kondisi jenuh
air dapat dilihat dengan cara ketika
disiram, air akan mengalir keluar dari lubang dibawah nampan atau kotak kayu,
berarti tanah telah jenuh air). Benih dimasukkan dalam kondisi kering,
diletakkan diatas media semai. Setelah itu, ditutup plastik selama 3 hari agar
bertunas serempak. Setelah bibit berumur 20 – 25 hari, bisa dilakukan pindah tanam.
c. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah yang baik
mutlak diperlukan dalam mendapatkan tanaman yang sehat. Tanah yang telah
diolah, dibuat bedengan. Pada bagian tepi dibuat paliran, sehingga air mengalir
sempurna. Pada air yang tergenang, akan menyebabkan akar mudah busuk dan
tanaman mudah terserang penyakit.
Tanah yang telah dibuat
bedengan, dicampur dengan kapur, agar pH sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
yaitu pada pH 6 sampai 7. Setelah diberi kapur, tanah diberi pupuk kandang dan
dicampur dengan Trichoderma sp.
(merupakan agensia hayati pengendali penyakit layu) dengan dosis 1 ons/ 50 kg
pupuk. Setelah media tercampur merata, ditutup dengan mulsa plastik, dan
dibiarkan 1 – 2 minggu dengan tujuan agar
kondisi tanah siap untuk ditanami.
d. Penanaman
Setelah media siap, dilakukan
penanaman dengan sistem tumpangsari, yaitu kubis atau kembang kol, tomat
sebagai tanaman sela dan cabe sebagai tanaman pokok. Dalam pemilihan tanaman
tumpangsari, keberadaan tanaman harus saling mendukung. Artinya keberadaan
tanaman sela akan mendukung tanaman pokok dalam pengendalian hama penyakit.
Tanaman kubis ditanam terlebih
dahulu di tepi bedengan, setelah 15 hari tanaman tomat,dan setelah 30 hari cabe
baru ditanam. Dengan perlakuan ini, diharapkan pada saat kembang kol sudah
panen, kandungan kalsium yang ada dalam bonggol atau batang yang tersisa akan
terurai sehingga di dalam tanah tersedia kalsium yang akan terserap oleh
tanaman cabe, sehingga akan mendukung kekuatan tanaman cabe.
Dengan tanaman cabe yang kokoh, kuat, akan
menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit. Setelah 15 hari ditanam, tomat
dimaksudkan agar keberadaan tanaman tomat ini akan memberikan bau, terutama
pada saat pepel, karena pada saat pepel diperkirakan ulat pada cabe dan kol
sedang muncul. Dengan bau yang menyengat, serangga ataupun ulat akan
menghindar. Setelah 30 hari, cabe baru ditanam, dengan perbandingan 4 tanaman
cabe, 1 tanaman tomat. Pada saat cabe ditanam, tomat sudah berumur 15 hari,
sehingga tanaman cabe akan ternaungi oleh tanaman tomat. Tanaman cabe akan
tumbuh lebih tinggi, sehingga terbentuk lebih banyak percabangan,sehingga
diharapkan bunga dan buah yang dihasilkan akan lebih banyak.
e. Pemupukan
Pemupukan yang diberikan yaitu pupuk kandang 2 ton, NPK
Ponska 75 kg dibagi dalam tiga kali pemakaian. Yaitu untuk pupuk dasar (diberikan
pada bedengan saat pengolahan tanah) 50 kg, pupuk susulan 15 kg, dan untuk
kocor 10 kg diberikan 5 hari sekali.
Pemupukan dapat dilakukan
secara organik, yaitu dengan memberikan air rendaman pupuk kandang, setelah
tanaman mulai berbuah. Dengan penggunaan pupuk organik, tanaman lebih kokoh dan
berbuah lebih lama.
f. Pengendalian hama penyakit
Pengendalian hama penyakit
dilakukan secara organik, yaitu dengan memberikan pestisida organik sejak dini.
Hal ini dimaksudkan untuk pencegahan sebelum ada hama penyakit. Penyemprotan
dilakukan rutin,10 hari sekali.
Pestisida organik ini dibuat dari ekstrak bahan buah mojo, gadung, dan bayam duri
(nama pestisida SIMBO) dengan dosis 15 liter tiap 1000m². Dengan penggunaan
pestisida organik secara teratur, tanaman akan terhindar dari hama penyakit. Pada
tanaman yang sudah terserang virus kuning, dapat langsung dicabut, dan tanaman
dibakar sehingga virus tidak menyebar.
MANFAAT
§ Memberikan keuntungan secara ekonomi. Hal ini dikarenakan
panen lebih dari satu komoditi, sehingga ketika harga cabe jatuh, akan didukung
oleh komoditi yang lain.
§ Membantu megendalikan hama penyakit terutama penyakit
bule pada cabe
§ Apabila pemupukan dilakukan secara organik, panen akan
lebih lama, karena kondisi tanaman sehat, sehingga bisa berbuah maksimal.
ANALISA USAHA TANI CABAI
URAIAN
|
VOL
|
SATUAN
|
BIAYA (RP)
|
JUMLAH
|
|
BIAYA
|
|||||
TENAGA KERJA
|
|||||
Pembajakan
lahan
|
2
|
1
|
hari
|
35000
|
70000
|
Pembuatan
bedengan
|
4
|
2
|
hari
|
17000
|
136000
|
Pemasangan
Mulsa
|
1
|
1
|
hari
|
17000
|
17000
|
Penanaman/Pembibitan
|
2
|
3
|
hari
|
10000
|
60000
|
(tanam kembang kol,
tomat, cabe)
|
|||||
Penyiraman(kocor)
|
1
|
24
|
hari
|
17000
|
408000
|
Penyemprotan
|
1
|
24
|
hari
|
17000
|
408000
|
Pewiwilan(pepel)
|
2
|
8
|
hari
|
10000
|
160000
|
Pengikatan
|
2
|
8
|
hari
|
10000
|
160000
|
Pemasangan
Ajir (tomat, cabe)
|
2
|
2
|
hari
|
17000
|
68000
|
Panen (kembang
kol, tomat, cabe)
|
2
|
25
|
hari
|
10000
|
500000
|
JUMLAH
|
1987000
|
||||
Sarana
Produksi
|
|||||
Benih
|
|||||
kembang kol
|
1
|
amplop
|
70000
|
70000
|
|
tomat
|
1
|
amplop
|
25000
|
25000
|
|
cabe
|
1
|
amplop
|
70000
|
70000
|
|
JUMLAH
|
165000
|
||||
NPK
|
1
|
sak
|
90000
|
90000
|
|
Pupuk
Kandang
|
200
|
kantong
|
3000
|
600000
|
|
Pestisida
|
0
|
||||
Supemex
|
1
|
botol
|
45000
|
45000
|
|
Antracol
|
1
|
kg
|
70000
|
70000
|
|
Pupuk
daun (SIMBO)
|
20
|
liter
|
10000
|
200000
|
|
Agensia
hayati (Trichoderma)
|
1
|
kg
|
100000
|
100000
|
|
Kapur
dolomit
|
15
|
sak
|
6000
|
90000
|
|
Mulsa
|
1,5
|
rol
|
727.000
|
1090500
|
|
Lanjaran(tomat,
cabe)
|
1500
|
batang
|
100
|
150000
|
|
JUMLAH
|
2435500
|
||||
Lain-lain
|
|||||
Sewa
tanah
|
250.000
|
250000
|
|||
JUMLAH
TOTAL
|
4.837.500
|
||||
TOTAL
PRODUKSI
|
|||||
Penjualan kembang kol
|
650
|
kg
|
1250
|
812500
|
|
Penjualan Tomat
|
1957
|
kg
|
1000
|
1957000
|
|
Cabe
|
1250
|
kg
|
5000
|
6250000
|
|
JUMLAH
|
9.019.500
|
||||
KEUNTUNGAN
|
4.182.000
|
Penulis: Sarifah Kreatiningsih, SP - THL TBPP BPPK Kec. Mungkid
companion planting sepertinya akan menjadi langkah efektif agar lahan milik petani terus berproduksi
BalasHapussemoga bisa saya aplikasikan bersama petani Pabelan
BalasHapussemoga bisa saya aplikasikan bersama petani Pabelan
BalasHapusini artikel yang menarik sebagai tambahan pengetahuan untuk disampaikan kapada para petani
BalasHapusberarti ini bisa jadi tambahan pendapatan ya??
BalasHapusSelamat mencoba di wilayah masing - masing
BalasHapusSemoga sukses