Salam Pertanian - Sejahterakan Petani Indonesia

Selasa, 23 Juli 2013

Companion Planting, alternatif budidaya cabe yang menguntungkan


Suatu sistem tanam yang mana dalam satu lahan ditanami bermacam-macam tanaman yang diharapkan dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Penggunakaan pupuk organik, pestisida organik dan agensia hayati  mampu mengendalikan hama dan penyakit tanaman dan juga ramah lingkungan.
Sistem ini selain diharapkan mampu mengendalikan hama dan penyakit juga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dari lahan tersebut.
Dengan penigkatan produktivitas keuntungan petani akan meningkat.

Cabe (Capsicuum anuum) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan petani, karena memiliki nilai ekonomis tinggi, tetapi sering terkendala oleh harga yang tidak stabil, ataupun serangan hama penyakit. Biaya produksi menjadi tinggi, untuk pengendalian hama penyakit dan perawatan. Apabila saat panen, harga cabe rendah akan menyebabkan usaha ini seringkali tidak menguntungkan.
Penggunaan pestisida kimia secara berlebih dalam pengendalian hama penyakit, memberikan dampak negatif, karena akan terjadi resistensi atau kekebalan hama, dan akan mematikan musuh alami atau predator yang membunuh hama itu sendiri.
Teknologi budidaya secara companion planting, merupakan sistem budidaya secara tumpangsari yang tertata, artinya keberadaan tanaman pokok dan tanaman sela saling menunjang dan memberikan manfaat satu dengan yang lainnya.
Salah satu petani yang telah menggunakan teknologi ini adalah Musafak dari Desa Gondang Kecamatan Mungkid dengan didampingi oleh THL TBPP (Sarifah Kreatiningsih, SP) dan POPT (Sumardi). Pada tahun 2007 akhir sampai pertengahan tahun 2008, teknologi ini telah dicobakan pada lahan seluas 1000 m², yang merupakan demplot secara swadaya dan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dengan budidaya sistem companion planting, dari lahan 1000 m², menghasilkan cabe sebanyak 1250 kg, tomat 1957 kg dan kembang kol 650 kg.
CARA BUDIDAYA
a. Pembibitan
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat, dimulai sejak pembibitan. Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang tua, bentuknya sempurna, tidak cacat dan bebas hama penyakit. Biji yang terpilih dikeluarkan dan dijemur. Benih juga dapat dibeli dipasaran. Biji yang akan ditanam, direndam dalam fungisida ataupun bakterisida untuk desinfeksi benih. Benih juga dapat direndam dalam air hangat selama semalam, untuk mempercepat pertunasan.
b. Pesemaian
Benih yang sudah diberi perlakuan siap disebar di pesemaian. Media semai ialah tanah yang subur dan bebas hama penyakit. Campuran media berupa tanah ( sebaiknya tanah diambil dari tanah dibawah pohon bambu, karena gembur dan mengandung bahan organik yang tingi), dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Media pembibian terlebih dahulu disterilkan dengan cara dikukus, tetapi hal ini jarang dilakukan oleh petani. Untuk sterilisasi media bisa juga dilakukan dengan mengeringkan media tanam dibawah sinar matahari sampai kering benar. Hal ini dilakukan agar media terhindar dari patogen atau jamur yang mengganggu.
Setelah media jadi, diletakkan pada wadah atau kotak dari kayu, dan dibasahi sampai jenuh air (kondisi jenuh air dapat dilihat dengan cara  ketika disiram, air akan mengalir keluar dari lubang dibawah nampan atau kotak kayu, berarti tanah telah jenuh air). Benih dimasukkan dalam kondisi kering, diletakkan diatas media semai. Setelah itu, ditutup plastik selama 3 hari agar bertunas serempak. Setelah bibit berumur 20 – 25 hari, bisa dilakukan pindah tanam.
c. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah yang baik mutlak diperlukan dalam mendapatkan tanaman yang sehat. Tanah yang telah diolah, dibuat bedengan. Pada bagian tepi dibuat paliran, sehingga air mengalir sempurna. Pada air yang tergenang, akan menyebabkan akar mudah busuk dan tanaman mudah terserang penyakit.
Tanah yang telah dibuat bedengan, dicampur dengan kapur, agar pH sesuai dengan syarat tumbuh tanaman yaitu pada pH 6 sampai 7. Setelah diberi kapur, tanah diberi pupuk kandang dan dicampur dengan Trichoderma sp. (merupakan agensia hayati pengendali penyakit layu) dengan dosis 1 ons/ 50 kg pupuk. Setelah media tercampur merata, ditutup dengan mulsa plastik, dan dibiarkan 1 – 2 minggu  dengan tujuan agar kondisi  tanah siap untuk ditanami.
d. Penanaman
Setelah media siap, dilakukan penanaman dengan sistem tumpangsari, yaitu kubis atau kembang kol, tomat sebagai tanaman sela dan cabe sebagai tanaman pokok. Dalam pemilihan tanaman tumpangsari, keberadaan tanaman harus saling mendukung. Artinya keberadaan tanaman sela akan mendukung tanaman pokok dalam pengendalian hama penyakit.
Tanaman kubis ditanam terlebih dahulu di tepi bedengan, setelah 15 hari tanaman tomat,dan setelah 30 hari cabe baru ditanam. Dengan perlakuan ini, diharapkan pada saat kembang kol sudah panen, kandungan kalsium yang ada dalam bonggol atau batang yang tersisa akan terurai sehingga di dalam tanah tersedia kalsium yang akan terserap oleh tanaman cabe, sehingga akan mendukung kekuatan tanaman cabe.
Dengan  tanaman cabe yang kokoh, kuat, akan menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit. Setelah 15 hari ditanam, tomat dimaksudkan agar keberadaan tanaman tomat ini akan memberikan bau, terutama pada saat pepel, karena pada saat pepel diperkirakan ulat pada cabe dan kol sedang muncul. Dengan bau yang menyengat, serangga ataupun ulat akan menghindar. Setelah 30 hari, cabe baru ditanam, dengan perbandingan 4 tanaman cabe, 1 tanaman tomat. Pada saat cabe ditanam, tomat sudah berumur 15 hari, sehingga tanaman cabe akan ternaungi oleh tanaman tomat. Tanaman cabe akan tumbuh lebih tinggi, sehingga terbentuk lebih banyak percabangan,sehingga diharapkan bunga dan buah yang dihasilkan akan lebih banyak.
e. Pemupukan
Pemupukan  yang diberikan yaitu pupuk kandang 2 ton, NPK Ponska 75 kg dibagi dalam tiga kali pemakaian. Yaitu untuk pupuk dasar (diberikan pada bedengan saat pengolahan tanah) 50 kg, pupuk susulan 15 kg, dan untuk kocor 10 kg diberikan 5 hari sekali.
Pemupukan dapat dilakukan secara organik, yaitu dengan memberikan air rendaman pupuk kandang, setelah tanaman mulai berbuah. Dengan penggunaan pupuk organik, tanaman lebih kokoh dan berbuah lebih lama.
f. Pengendalian hama penyakit
Pengendalian hama penyakit dilakukan secara organik, yaitu dengan memberikan pestisida organik sejak dini. Hal ini dimaksudkan untuk pencegahan sebelum ada hama penyakit. Penyemprotan dilakukan  rutin,10 hari sekali. Pestisida organik ini dibuat dari ekstrak bahan buah mojo, gadung, dan bayam duri (nama pestisida SIMBO) dengan dosis 15 liter tiap 1000m². Dengan penggunaan pestisida organik secara teratur, tanaman akan terhindar dari hama penyakit. Pada tanaman yang sudah terserang virus kuning, dapat langsung dicabut, dan tanaman dibakar sehingga virus tidak menyebar.   
MANFAAT
§    Memberikan keuntungan secara ekonomi. Hal ini dikarenakan panen lebih dari satu komoditi, sehingga ketika harga cabe jatuh, akan didukung oleh komoditi yang lain.
§    Membantu megendalikan hama penyakit terutama penyakit bule pada cabe
§    Apabila pemupukan dilakukan secara organik, panen akan lebih lama, karena kondisi tanaman sehat, sehingga bisa berbuah maksimal. 
 
ANALISA USAHA TANI CABAI
URAIAN
VOL
SATUAN
BIAYA (RP)
JUMLAH
BIAYA





TENAGA KERJA





Pembajakan lahan
2
1
hari
35000
70000
Pembuatan bedengan
4
2
hari
17000
136000
Pemasangan Mulsa
1
1
hari
17000
17000
Penanaman/Pembibitan
2
3
hari
10000
60000
  (tanam kembang kol,    
   tomat, cabe)





Penyiraman(kocor)
1
24
hari
17000
408000
Penyemprotan
1
24
hari
17000
408000
Pewiwilan(pepel)
2
8
hari
10000
160000
Pengikatan
2
8
hari
10000
160000
Pemasangan Ajir (tomat, cabe)
2
2
hari
17000
68000
Panen (kembang kol, tomat, cabe)
2
25
hari
10000
500000
JUMLAH




1987000






Sarana Produksi





Benih





    kembang kol

1
amplop
70000
70000
    tomat

1
amplop
25000
25000
    cabe

1
amplop
70000
70000
JUMLAH




165000
NPK

1
sak
90000
90000
Pupuk Kandang

200
kantong
3000
600000
Pestisida




0
    Supemex

1
botol
45000
45000
    Antracol

1
kg
70000
70000
Pupuk daun (SIMBO)

20
liter
10000
200000
Agensia hayati (Trichoderma)

1
kg
100000
100000
Kapur dolomit

15
sak
6000
90000
Mulsa

1,5
rol
727.000
1090500
Lanjaran(tomat, cabe)

1500
batang
100
150000
JUMLAH




2435500






Lain-lain





Sewa tanah



250.000
250000






JUMLAH TOTAL




4.837.500






TOTAL PRODUKSI





Penjualan kembang kol

650
kg
1250
812500
Penjualan Tomat

1957
kg
1000
1957000
Cabe

1250
kg
5000
6250000
JUMLAH




9.019.500






 KEUNTUNGAN




4.182.000



Penulis: Sarifah Kreatiningsih, SP - THL TBPP BPPK Kec. Mungkid

6 komentar:

  1. dian rintanawati24 Juli 2013 pukul 17.06

    companion planting sepertinya akan menjadi langkah efektif agar lahan milik petani terus berproduksi

    BalasHapus
  2. semoga bisa saya aplikasikan bersama petani Pabelan

    BalasHapus
  3. semoga bisa saya aplikasikan bersama petani Pabelan

    BalasHapus
  4. ini artikel yang menarik sebagai tambahan pengetahuan untuk disampaikan kapada para petani




    BalasHapus
  5. berarti ini bisa jadi tambahan pendapatan ya??

    BalasHapus
  6. Selamat mencoba di wilayah masing - masing
    Semoga sukses

    BalasHapus

Tweet
Share