Untuk menyusun ransum unggas yang baik,
harus memperhitungkan kadar serat kasar. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
ransum yang apabila dikonsumsi ternak bisa dicerna lebih tinggi. Komposisi
ransum unggas yang mengandung kadar serat kasar tinggi, akan menyebabkan lebih
banyak serat kasar dikeluarkan lewat kotoran, sehingga kesempatan efisiensi
yang diperoleh dari ransum yang dikonsumsikan hilang.
Berdasarkan kegunaannya bahan baku
ransum ternak unggas terbagi menjadi 5 golongan, yakni :
1. Bahan baku sumber protein.
Bahan baku ransum ternak unggas yang
digolongkan sebagai sumber protein, secara umum adalah bahan baku yang paling
sedikit memiliki kadar protein kasar 18 persen.
2. Bahan baku sumber energi.
Bahan baku ransum ternak unggas yang
digolongkan sebagai sumber energi, secara umum adalah bahan baku yang memiliki
kadar protein kasar kurang dari 18 persen.
3. Bahan baku sumber vitamin.
Bahan baku ransum unggas yang
digolongkan sebagai sumber vitamin, secara umum adalah bahan baku yang
mengandung vitamin tinggi. Contohnya jagung kuning sangat esensial uantuk bahan
baku ransum unggas, karena jagung mengandung karoten provitamin A yang penting
untuk pertumbuhan dan produksi.
4. Bahan baku sumber mineral
Bahan baku ransum unggas yang
digolongkan sebagai sumber mineral, secara umum adalah bahan baku ransum yang
relatif sedikit mengandung protein dan energi, tetapi kaya mineral seperti
kalsium (Ca) dan fosfor (P), contohnya : tepung tulang, grif, dan tepung
kerang.
5. Bahan baku pelengkap (feed supplement).
PEMBUATAN
RANSUM UNGGAS
Peralatan
yang dipergunakan:
a. Timbangan
b. Gilingan
daging (diameter 10 cm)
c. Sekop
d. Karung
goni
e. Tungku
api
f. Kukusan
anyaman bambu
g. Panci
boiled
h. Tampah.
Bahan yang dipergunakan:
a. Dedak
(bekatul) 20 kg
b. Tepung
jagung 20 kg
c. Tepung
ikan 5 kg
d. Tepung
tulang 1 kg
e. Bungkil
kedelai 3,5 kg
f. Premik 0,5 kg
Tata Cara Pembuatan
1.
Menyiapkan bahan-bahan berupa
dedak 20 kg, tepung jagung 20 kg, tepung ikan 5 kg, tepung tulang 1 kg, bungkil
kedelai 3,5 kg dan premik 0,5 kg.
2.
Mencampur seluruh bahan sampai
merata. Pencampuran dimulai dari yang volumenya kecil lalu volumenya besar.
3.
Menyiapkan tungku dan panci
beserta kukusan untuk proses penguapan.
a. Tungku
dibersihkan dan kayu bakar disiapkan
b. Panci
diisi air sebanyak 3 liter
c. Kukusan
dipasang pada panci.
4.
Bahan pakan dituangkan ke dalam
kukusan sebanyak 10 kg.
5.
Panci dan isinya dikukus selama
1jam. Pengukusan dihentikan bila bahan yang dikukus telah kenyal, bau
menyengat, dan warna kuning kecoklatan.
6.
Bahan yang telah dikukus
diangkat dan dituangkan di atas tampah. Proses pengukusan berikutnya dapat
dilanjutkan dengan cara yang sama.
7.
Sambil menunggu proses
pengukusan tahan kedua, hasil pengukusan tahap pertama dicetak menggunakan
gilingan daging. Caranya : bahan ransum yang masih hangat dimasukkan dalam
mulut gilingan daging lalu pedal putar gilingan digerakkan. Cetakan yang
dihasilkan ditampung di atas tampah. Setiap tampah diisi 3 – 4 kg lalu
diratakan dan selanjutnya dijemur sampai kering. Demikian seterusnya proses
pengukusan dan pencetakan dalam pembuatan ransum unggas.
8.
Pellet atau konsentrat yang
telah kering dimasukkan ke dalam karung goni lalu disimpan atau langsung
diumpankan pada unggas.
Catatan
Konsentrat biasanya diberikan sebagai umpan ternak unggas dewasa
yang telah mampu menelannya.
Photo : Taken from 'http://asepdarmawanhtclampung.blogspot.com/2013/01/sukses-berternak-tips-beternak-bebek.html'
Photo : Taken from 'http://asepdarmawanhtclampung.blogspot.com/2013/01/sukses-berternak-tips-beternak-bebek.html'
Penulis: Ii Sri Suryani, S.PKP - PP Penyelia BPPK Kec. Mungkid
Pengembangan ransum unggas bisa digunakan untuk pengembangan itik kalung di Kecamatan Mungkid
BalasHapusselamat mencoba..semoga bermanfaat
Hapustolong diperjelas untuk ransum unggas jenis apa??
BalasHapusbaik digunakan untuk ayam maupun itik
HapusBisa dipraktekkan nih....biar ndak beli terus pakannya....
BalasHapusakan sangat membantu untuk mengefisienkan biaya produksi
Hapus