Komoditas ikan hias koi
telah menjadi komoditas andalan di beberapa daerah. Ikan hias ini telah bisa
mengangkat perekonomian pembudidaya. Meskipun
telah menjadi komoditas perdagangan
yang berkembang dengan baik, namun hingga kini berbudidaya koi di Indonesia
masih bergantung pada ketersediaan benih secara konvensional di mana induk
dipijahkan secara alami.
Dalam usaha budidaya ikan,
pemijahan secara alami seringkali memberikan beberapa kelemahan, di antaranya:
(1) telur-telur yang berhasil dikeluarkan dimakan kembali oleh induk; (2)
fekunditas yang dihasilkan rendah; serta (3) induk yang dipasangkan terkadang
tidak mau memijah karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai ataupun faktor lainnya. Kondisi-kondisi inilah yang
umumnya dihadapi dan mendatangkan kendala bagi para peternak karena jumlah
benih yang diproduksi seringkali tidak tersedia secara tepat waktu, tepat
jumlah, tepat kualitas, serta tepat harga. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan
pemijahan secara terkontrol dengan metode semi alami maupun buatan (induced
breeding).
Pengelolaan
Induk dan Pemijahan :
Pemeliharaan induk di kolam tanah atau
beton dengan sistem air deras. Pakan yang diberikan berupa beruba pellet induk
dengan kandungan protein minimal 35%. Untuk mempercepat proses kematangan gonad
diselingi
pakan alami berupa cacing tanah. Indentifikasi induk jantan matang gonad:
-
Induk berumur minimal 1,5 tahun dengan bobot
minimal 1,5 kg.
-
Jika perut diurut kearah anus, akan keluar
cairan sperma.
Identifikasi induk betina gonad:
-
Induk berumur minimal 2 tahun dengan bobot
minimal 2 kg.
-
Kelamin berwarna kemerahan.
-
Perut membesar sampai batas anus dan
apabila ditekan terasa lembek/lunak
-
Sisik lebih jarang pada bagian perut
-
Betina lebih besar dibandingkan jantan,
perutnya terlihat lebih besar dibandingkan perut.
Perbandingan jumlah induk
jantan dengan betina adalah 1:1 atau 2:1 atau 3:1
Sebelum dilakukan
penyuntikan, bobot induk jantan dan betina ditimbang terlebih dahulu untuk
mengetahui dosis total hormone yang diperlukan pada setiap indukan. Setelah
semua proses selesai disiapkan, selanjutnya dapat dilakukan penyuntikan dengan
menggunakan hormone Ovaprim dengan dosis 0,5 mL/Kg bobot tubuh untuk induk
betina dan 0,5 mL/Kg untuk induk jantan guna memicu ovulasi serta spermiasi.
Perawatan
Larva dan Benih :
Telur koi akan menetas selama 2-3 hari dalam bak inkubasi. Larva
yang telah menetas hingga umur 5 hari masih mempunyai kuning telur sebagai cadangan
makanannya. Setelah larva mulai berenang, pakan tambahan perlu disediakan
karena benih sudah mulai makan. Pada umur 5 hari, larva mulai diberi pakan tambahan berupa
artemia atau kutu air (Dapnia, moina) hingga satu minggu. Pada umur 7 hari
larva ditebar ke kolam pendederan. Setelah berumur 8 - 25 hari (hingga panen) diberi pakan berupa kutu
air (yang telah tersedia di kolam) cacing sutera dan dilanjutkan dengan pellet
apung.
Panen
benih dilakukan seteLah
umur 25 – 30 hari dan dipindahkan ke kolam pembesaran sekaligus dilakukan
sortir yang pertama untuk memilih benih yang mempunyai pola warna yang jelas.
Pakan benih yang diberikan berupa pakan komersial (pellet) sehari dua kali
yaitu pagi dan sore.
Penulis: Sugiyanta,
SP (Penyuluh
Perikanan Muda, BPPK Kec. Mungkid)
sepertinya bisa menjadi alternatif usaha di sektor perikanan
BalasHapussilahkan dicoba pak ispiyanto
Hapussemoga usaha di sektor ini menjadi usaha yang lebih menguntungkan
kantor DKP bojong ya pak?
BalasHapusUntuk bertemu petani ikan koi berkualitas di desa mana pak? daerahnya mana?
BalasHapusPUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan ovaprim untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro