Salam Pertanian - Sejahterakan Petani Indonesia

Senin, 09 September 2013

Pembenihan Ikan Hias Koi



Komoditas ikan hias koi telah menjadi komoditas andalan di beberapa daerah. Ikan hias ini telah bisa mengangkat perekonomian pembudidaya. Meskipun telah menjadi komoditas perdagangan yang berkembang dengan baik, namun hingga kini berbudidaya koi di Indonesia masih bergantung pada ketersediaan benih secara konvensional di mana induk dipijahkan secara alami.

Dalam usaha budidaya ikan, pemijahan secara alami seringkali memberikan beberapa kelemahan, di antaranya: (1) telur-telur yang berhasil dikeluarkan dimakan kembali oleh induk; (2) fekunditas yang dihasilkan rendah; serta (3) induk yang dipasangkan terkadang tidak mau memijah karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai ataupun faktor lainnya. Kondisi-kondisi inilah yang umumnya dihadapi dan mendatangkan kendala bagi para peternak karena jumlah benih yang diproduksi seringkali tidak tersedia secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, serta tepat harga. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan pemijahan secara terkontrol dengan metode semi alami maupun buatan (induced breeding).

Pengelolaan Induk dan Pemijahan :
Pemeliharaan induk di kolam tanah atau beton dengan sistem air deras. Pakan yang diberikan berupa beruba pellet induk dengan kandungan protein minimal 35%. Untuk mempercepat proses kematangan gonad diselingi pakan alami berupa cacing tanah. Indentifikasi induk jantan matang gonad:
-          Induk berumur minimal 1,5 tahun dengan bobot minimal 1,5 kg.
-          Jika perut diurut kearah anus, akan keluar cairan sperma.
Identifikasi induk betina gonad:
-          Induk berumur minimal 2 tahun dengan bobot minimal 2 kg.
-          Kelamin berwarna kemerahan.
-          Perut membesar sampai batas anus dan apabila ditekan terasa lembek/lunak
-          Sisik lebih jarang pada bagian perut
-          Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan perut.
Perbandingan jumlah induk jantan dengan betina adalah 1:1 atau 2:1 atau 3:1


Sebelum dilakukan penyuntikan, bobot induk jantan dan betina ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui dosis total hormone yang diperlukan pada setiap indukan. Setelah semua proses selesai disiapkan, selanjutnya dapat dilakukan penyuntikan dengan menggunakan hormone Ovaprim dengan dosis 0,5 mL/Kg bobot tubuh untuk induk betina dan 0,5 mL/Kg untuk induk jantan guna memicu ovulasi serta spermiasi.

Perawatan Larva dan Benih :
Telur koi akan menetas selama 2-3 hari dalam bak inkubasi. Larva yang telah menetas hingga umur 5 hari masih mempunyai kuning telur sebagai cadangan makanannya. Setelah larva mulai berenang, pakan tambahan perlu disediakan karena benih sudah mulai makan. Pada umur 5 hari, larva mulai diberi pakan tambahan berupa artemia atau kutu air (Dapnia, moina) hingga satu minggu. Pada umur 7 hari larva ditebar ke kolam pendederan. Setelah berumur 8 - 25  hari (hingga panen) diberi pakan berupa kutu air (yang telah tersedia di kolam) cacing sutera dan dilanjutkan dengan pellet apung.
        Panen benih dilakukan seteLah umur 25 – 30 hari dan dipindahkan ke kolam pembesaran sekaligus dilakukan sortir yang pertama untuk memilih benih yang mempunyai pola warna yang jelas. Pakan benih yang diberikan berupa pakan komersial (pellet) sehari dua kali yaitu pagi dan sore.


Penulis: Sugiyanta, SP (Penyuluh Perikanan Muda, BPPK Kec. Mungkid)
 

5 komentar:

  1. sepertinya bisa menjadi alternatif usaha di sektor perikanan

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan dicoba pak ispiyanto
      semoga usaha di sektor ini menjadi usaha yang lebih menguntungkan

      Hapus
  2. kantor DKP bojong ya pak?

    BalasHapus
  3. Untuk bertemu petani ikan koi berkualitas di desa mana pak? daerahnya mana?

    BalasHapus
  4. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan ovaprim untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus

Tweet
Share