Salam Pertanian - Sejahterakan Petani Indonesia

Jumat, 06 September 2013

Pengembangan dan Pelestarian Agensi Hayati : Tyto Alba (bagian kedua)



Pada postingan yang lalu penulis telah memaparkan potensi Tyto alba sebagai pilihan untuk mengendalikan hama tikus. Untuk mengendalikan hama tikus dengan Tyto alba tentunya kita harus yakin dulu dengan keberadaan Tyto alba di sekitar kita. Ada empat tahapan dalam  melestarikan dan mengembangkan Tyto alba, yaitu :
1.Investigasi, yaitu mencari keberadaan Tyto alba pada habitatnya. Tyto alba merupakan jenis burung berumah satu dan setia dengan sarangnya. Burung ini tidak bisa membuat sarang, tempat tinggalnya biasanya di atap gedung-gedung tua, atap rumah atau di batang pohon yang sudah lapuk. Keberadaan Tyto alba ditandai dengan adanya kotoran di sekitar sarang. Kotoran berupa faeses berwarna putih atau berupa gumpalan tulang dan tengkorak tikus sisa- sisa fermentasi dalam saluran cernanya. Jika kita menemukan tanda-tanda tersebut bisa dipastikan ada Tyto alba di tempat tersebut.
2.Langkah kedua yaitu pembuatan rubuha (rumah burung hantu). Pembuatan rubuha dimaksudkan untuk tempat tinggal Tyto alba. Setelah kita menemukan sarang dan keberadaan Tyto alba kita usahakan dengan bebagai cara agar Tyto alba mau berpindah ke rubuha yang kita dirikan. Rubuha sebaiknya kita dirikan di sawah, agar Tyto alba yang tinggal di rubuha dapat berburu tikus di lahan sawah.
3.Langkah selanjutnya yaitu introduksi (pembesaran anakan). Introduksi dilakukan jika di suatu daerah tidak ditemukan keberadaan Tyto alba, dan untuk mempercepat perkembangan Tyto alba, maka kita bisa mengambil anakan dari daerah lain dengan jarak tidak kurang dari 15 km. Untuk introduksi kita memerlukan kandang karantina.
4.Adopsi, dilakukan bila ditemukan indukan yang mempunyai anakan sedikit dan diambilkan anak dari indukan yang anaknya terlalu banyak.  Syarat adopsi, anakan harus seumuran atau besarnya sama.


Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa Tyto alba setia dengan sarangnya selama masih tersedia makanan (tikus).  Diharapkan dengan adanya rubuha di sawah maka Tyto alba betah berada di sana dan berkembang biak, agar populasinya menjadi banyak sehingga dapat menjadi pasukan untuk mengamankan lahan sawah dari serangan hama tikus. 
Setelah kita mengembangkan Tyto alba maka langkah yang lebih penting adalah melestarikannya agar keberadaan Tyto alba tidak punah. Seperti yang dilakukan oleh kepala Desa Tlogoweru, Soetedjo,  sosilaisasi dan publikasi berbagai lapisan masyarakat merupakan langkah awal dari usaha pelestarian.  Anak- anak sekolah, orang tua, pejabat tidak luput dari sasaran sosialisasi bahwa Tyto alba bukan burung hantu yang menakutkan tetapi burung sahabat petani yang sangat menguntungkan.

Peran serta lembaga masyarakat, kelompok tani, pemerintah khususnya desa sangat diperlukan.  Dengan adanya PERDES berisi larangan dan sangsi menembak dan mengetapel Tyto alba ternyata sangat efektif dalam usaha pelestarian burung Tyto alba. Tidak heran jika kerja keras pengembangan dan pelestarian Tyto alba di Desa Tlogoweru membuahkan hasil dan membawa berkah pada masyarakat desa karena dilatarbelakangi oleh keprihatinan yang mendalam akibat gagal panen karena serangan hama tikus selama bertahun-tahun.

Rejeki manusia memang sudah ada takdirnya, tetapi Alloh tidak akan merubah nasib seseorang bila orang itu tidak berusaha untuk mengubahnya, Wallohu a’lam.

(Sumber:  Laboratorium lapang pengembangan Tyto alba, Desa Tlogoweru, Guntur, Demak )
 
Penulis: Leily Koerniawati Ock, A.Md (THL-TBPP BPPK Kec. Mungkid)

5 komentar:

  1. trimakasih sudah memposting artikel tentang pengembangan tyto alba
    semoga bisa dikembangkan di wilayah kami

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga bisa segera ditindaklanjuti di wilayah bapak
      semoga bermanfaat

      Hapus
  2. seberapa besar tingkat keberhasilan pengendalian tikus menggunakan tyto alba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. berdasarkan informasi yang diperoleh dari tim pengembangan tyto alba tlogoweru, penggunaan tyto alba untuk pengendalian tikus di Desa Tlogoweru mampu menekan kehilangan hasil mencapai kehilangan < 5%

      Hapus
  3. kami sudah mendirikan RUBUHA di tengah sawah.tingginya sekitar 6meter.tapi belum ada tyto alba yang masuk.apa langkah selanjutnya agar si tyto alba tinggal di rubuhanya?

    BalasHapus

Tweet
Share